Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

Saturday, September 4, 2010

AGROEKOSISTEM


Dalam realita, agroekosistem secara teoritis telah dipahami. Namun perlu pemahaman lebih dalam lagi mengenai hubungan antara sawah, tegal, dan perkebunan yang merupakan subsistem dengan dominasi tanaman tertentu dan perlu dievaluasi sebagai subsistem dengan deversitas tinggi apakah dapat bertindak sebagai ekosisitem yang mandiri.

Upaya peningkatan produksi pertanian salah satunya ialah pengembangan sistem pengelolaan yang menggabungkan berbagai teknologi dalam suatu wilayah agroekosistem. Agroekosistem didefinisikan sebagai ekosistem yang dimodifikasi dan dimanfaatkan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh manusia guna memenuhi kebutuhan pangan. Atau lebih tepatnya, Agroekosistem adalah satuan fungsi dan struktur yang ada dalam proses pertanian atau bercocok tanam yang bertujuan untuk mencapai hasil yang maksimal, dan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan manusia (sandang, pangan, dan papan).
Beberapa hal yang terkait dengan agroekosistem:

Lapangan produksi ada bermacam-macam, antara lain adalah lahan terbuka yang terdiri dari subsistem sawah, tegalan, kebun buah, dan kebun sayur. Sawah terdiri dari sawah berpengairan teknis, setengah teknis dan tadah hujan. Perbedaan antara sawah dan tegalan adalah; di lahan sawah terdapat pematang, tapi di tegalan tidak ditemukan. (Supriyono, 2002)

Sawah sesungguhnya suatu rangkaian "organisme hidup dan benda-benda mati yang saling mempengaruhi untuk menghasilkan pertukaran bahan antara bagian-bagian hidup dan tak hidup" tidak ada dalam literatur (Odum, 1959)

Sawah itu sangat stabil atau tahan lama, sawah itu dapat terus menghasilkan panenan yang boleh dikatakan tak berkurang dari tahun ke tahun, bahkan seringkali dua kali setahun. "Padi yang ditanam dengan irigasi adalah tanaman yang unik." (Gourou, 1953)

Kesuburan tanah memang mempengaruhi hasil panenan seperti halnya pemupukan tapi tanah itu kelihatannya tidak kehilangan daya hasilnya sekalipun lama tidak dipupuk, bahkan sering dapat menjadi lebih baik. Dalam dua atau tiga tahun yang pertama hasil tanah yang baru saja dibuka akan merosot dengan cepat, jika tidak dipupuk; tetapi setelah 10 atau 20 tahun hasil panenan itu biasanya menjadi stabil untuk waktu yang boleh dikatakan tak terbatas (Murphey, 1957)

Dalam rangka pengendalian erosi atau pengawetan tanah, cara menanam berbagai tanaman dengan larikan-larikan yang searah dengan garis kontur adalah penting, karena cara demikian dapat memperlambat lajunya aliran permukaan.
Tentang pembuatan teras-teras atau sengkedan merupakan perbuatan yang terbaik dalam mengatur aliran air di daerah-daerah yang lahannya miring. Pada lahan yang berlereng panjang, kita akan mengetahui laju aliran air pada permukaan tanah adalah demikian cepat dan kejadian ini tenunya akan mengakibatkan pengikisan tanah ang lebih besar. (G. Kartasapoetra, 1987)

Air pengairan diberikan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, evapotranspirasi, perkolasi, dan kehilangan pada saluran. Artinya air yang diberikan berada pada kisaran air tersedia atau mendekati kapasitas lahannya. Apabila lahan pertanian berada pada kondisi yang cukup air maka efisiensi penggunaan air akan meningkat dan akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. (Kurnia, 2004)

Pengairan lahan kering perlu memperhatikan sifat-sifat tanah-tanah yang bertekstur halus sampai sangat halus dan struktur tanah remah mempunyai efisiensi pemakaian air lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang bertekstur kasar. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengairan antara lain adalah iklim, ketersediaan sumber air, serta kebutuhan air tanaman. (Kurnia, 2004)

Pada sistem pengairan pertanaman lahan kering, kondisi topografis memegang peranan cukup penting dalam penyediaan air, serta menentukan cara dan fasilitas pengairan. Sumber air biasanya berada pada bagian yang paling rendah, sehingga air perlu dinaikkan terlebih dahulu agar pendistribusiannya merata dengan baik. Oleh karena itu, pengairan pada lahan kering dapat berhasil dan efektif pada wilayah yang datar-berombak. (Kurnia, 2004)

Secara umum, pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Pestisida relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas. Oleh karena terbuat dari bahan alami maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang. Pestisida nabati bersifat “pukul dan lari” yaitu, apabila diaplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu dan setelah hamanya terbunuh maka residunya akan cepat menghilang di alam. (Agus Kardinan, 2000)

Di dalam ekosistem ada aliran energi satu arah dari sinar matahari, ada input bahan atau material dan hara atau nutrisi lain, energi keluar sistem berupa panas dan juga bahan yang di eksport di dalam sistem ada kontrol umpan balik atau feedback energi. (Supriyono, 2002)

Referensi:
Abdurachman, A.S. Abuyamin, dan U.Kurnia.1984. Pengelolaan Tanah dan Tanaman untuk Usaha Konservasi. Pemb.Tanah dan Pupuk. Pusat Penelitian Tanah. Bogor.
Agus, F. dan S.Sukman.1995. Pengelolaan dan Pendekatan Penelitian Sistem Usahatani Tentang Erosi dan Sedimentasi, Puslitbang Air – PU.Bandung.
Ditjen RRI. 1989. Pedoman Evaluasi Laju Erosi. Dit. Konservasi Tanah, Ditjen RRI. DEPHUT .
Kardinan, Agus. 2000. “Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi”. Jakarta : PT Penebar Swadaya.
Kartasapoetra, G. 1987. “Teknologi Konservasi Tanah dan Air”. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Kurnia, Undang. 2004. Prospek pengairan pertanian tanaman semusim lahan kering. Balai Penelitian Tanah.
Supriyono. 2002. Pengantar Ilmu Pertanian. UNS. Surakarta
Surono, B. Toha, dan I. Sudarno.1992. Peta Geologi Lembar Surakarta – Giritontro, Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung.
Thompson, L.M. 1957. Soil and Soil Fertility. Second cd, Mc.Graw – hill.Book Co,. Inc,. New York.

4 comments:

Renandya Arya said...

Makasih gan informasinya

yhpamungkas said...

Yap...

Meda said...

makasih bro,, buat cari tinjauan pustaka nih hehe

yhpamungkas said...

sama2...

Post a Comment