Kultur jaringan
merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan
merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman
seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media
buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah
tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan
bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Adapun prinsip-prinsip dalam kultur jaringan sendiri kita ketahui antara lain
(1). Totipotensi Sel : Setiap sel dari manapun asalnya, akan mampu tumbuh
menjadi tanaman sempurna kalau diletakkan pada lingkungan yang sesuai
(Scheleiden & Swan, 1901), (2). Regenerasi Tanaman : Proses menuju
diferensiasi ke arah pembentukan organ baru, (3). Bebas Kontaminasi
Mikroorganisme, dan (4). Lingkungan (media) yang sesuai dengan pertumbuhan
jaringan. Dapat dilihat salah satu prinsip adalah terbebas dari kontaminasi mikroorganisme.
Ini artinya kultur jaringan merupakan perbanyakan tanaman dengan menggunakan
bagian vegetatif tanaman, menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat
steril.
Sterilisasi
merupakan hal yang erat dengan pembuatan medium isolasi dan pembiakan
mikroorganisme secara murni. Pengertian umum sterilisisasi adalah suatu proses
yang berusaha membebaskan bahan atau alat dari mikroorganisme. Namun perlu
diketahui bahwa bahan atau alat yang telah melalui proses sterilisasi tidak
akan benar-benar bebas dari mikroorganisme. Tujuan utama sterilisasi adalah
untuk meminimalkan gangguan oleh mikroorganisme yang tidak dikehendaki
(kontaminan), sekaligus meminimalkan gangguan akibat proses streilisasi itu
sendiri sekecil mungkin. Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur
jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow
dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap
peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan
yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan pun juga harus
dalam keadaan steril.
Sterilisasi
dapat dilakukan dengan cara:
a. Sterilisasi dengan pembakaran
Alat-alat yang terbuat dari logam dapat
disterilkan dengan cara memanaskan atau membakar di atas lampu spirtus.
b. Sterilisasi dengan udara panas/kering
Alat-alat dari gelas seperti cawan petri,
erlenmeyer, tabung piala, botol eksplan, tabung reaksi dan sebagainya dapat
disterilkan dengan udara panas (oven) pada suhu 130 – 160o C selama
1 – 2 jam. Alat alat ditata tidak terlalu rapat agar sirkulasi udara antar
tumpukan alat dapat berjalan lancar, sehingga semua alat dapat disterilkan dan
dapat dengan mudah dijaga kesterilannya saat dikeluarkan dari alat sterilisasi.
c. Sterilisasi dengan uap panas (basah)
Bahan atau alat dapat disterilkan dengan
uap panas atau secara basah pada uap panas biasa atau uap panas dengan tekanan
tinggi, secara terus menerus (kontinyu) atau secara terputus putus
(diskontinyu), khususnya medium pada suhu atau tekanan yang rendah. Untuk
sterilisasi dengan cara ini sering kali menggunakan otoklaf. Sterilisasi medium
biasanya dilakukan pada suhu 121oC dengan tekanan 1 atm selama 15-30
menit, namun untuk medium yang tidak mudah rusak dapat dilakukan pada suhu atau
tekanan yang sedikit lebih tinggi.
d. Sterilisasi dengan bahan kimia
Bahan kimia tertentu sering digunakan
untuk sterilisasi alat maupun bahan. Etanol 70% sering digunakan untuk
sterilisasi permukaan pada alat yang sering dikombinasi dengan pembakaran pada
api. NOCl (natrium hipoklorit) dan formalin juga sering digunakan untuk
sterilisasi permukaan atau disinfestasi permukaan atau disinfeksi permukaan.
0 comments:
Post a Comment