Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

Monday, July 1, 2013

Kisah Oom William Pendiri Astra, Tanam Singkong Hingga Sukses Bisnis Sawit

Pendiri Astra William Soeryadjaya melalui PT Astra International menggurita dengan berbagai bisnisnya antaralain otomotif, pertambangan, alat berat, perkebunan, keuangan, infrastruktur dan lainnya. Namun untuk memulai masing-masing lini tersebut tidaklah mudah, seperti sektor perkebunan yang saat ini di bawah naungan PT Astra Agro Lestari.

Buku Man of Honor

Oom William memulai bisnis perkebunannya melalui proses cukup panjang. Ia tertarik ke bisnis pertanian dan perkebunan karena pada era 1970-an, Indonesia masih banyak impor pangan seperti beras, jagung, gula, dan kacang.


"Ini adalah peluang bisnis dengan potensi sangat besar yang tidak boleh luput dari rencana besar Astra ke depan," kata Oom William seperti dikutip dari buku 'Man of Honor Kehidupan, Semangat dan dan Kearifan William Soeryadjaya' yang dikutip, Jumat (21/12/2012).

Ia punya keyakinan menjalankan bisnis pertanian sangat cerah karena pasarnya skala global dengan harga dolar, namun ongkos produksinya dengan rupiah. Keinginan Oom William ini ternyata tak direspons positif oleh para direksi Astra pada waktu itu, namun ia tetap nekat.

Akhirnya Wiliam mengeluarkan modal sendiri Rp 10 juta setelah gagal melobi bank untuk mendapat pinjaman. Ia membeli 5.600 hektar lahan di Nunyai Lampung Tengah, selanjutnya mendirikan PT Multi Agro Corporation 9 Juli 1973. Melalui perusahaan barunya ini ia menanam gandum, sorgum, dan jagung. Hasilnya, sangat mengecewakan, karena waktu itu Astra sangat awam dengan bidang pertanian. 

William pun tak patah arang, ia pun mencoba mengembangkan tanaman singkong atau ubi kayu. Dari bisnis tanaman singkong ini, Oom William mulai memetik keuntungan sehingga bank mau meminjamkan modal untuk bisnis singkongnya. Tahun 1978 membangun pabrik tapioka dari bahan singkong. Multi Agro pun memperluas bisnis ke tanaman kelapa untuk mendapat keuntungan lebih cepat.

Kemudian pada tahun 1982, Oom William menangkap peluang bisnis perkebunan sawit. Langkah awalnya berbisnis sawit, ketika ia membeli 50% saham PT Tunggal Perkasa senilai US$ 3 juta, untuk mengelola sekitar 10.000 hektar sawit.

Melalui proses panjang, kemudian pada 3 Oktober 1988, Oom William membuat perusahaan PT Suryaraya Cakrawala sebagai perusahaan yang khusus bidang divisi agro yang mengelola perkebunan dan sawit. Kemudian berubah nama menjadi PT Astra Agro Niaga pada 1989. Selanjutnya pada 1997, perusahaanya merger dengan PT Suryaraya Bahtera, kemudian berganti nama jadi PT Astra Agro Lestari.

Hingga akhir pada 9 Desember 1997, PT Astra Agro Lestari mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, dengan menawarkan 125.800.000 lembar saham dengan harga Rp 1.550 per saham. Sebagai tambahan, saham PT Astra Agro Lestari Tbk tertinggi tahun 2012 sempat menembus Rp 24.000 per saham.

Kini kontribusi PT Astra Agro Lestari cukup signifikan, padahal sebelumnya unit usaha ini sempat berkali-kali akan dilikuidasi. Dari laba Astra International 2011 sebesar Rp 17,79 triliun, sebanyak 13,99% berasal dari PT Astra Agro Lestari.




0 comments:

Post a Comment