Alun-Alun Kota Madiun bakal bermandikan cahaya. Pemerintah Kota Madiun berencana memasang sedikitnya 40 lampu dengan kekuatan maisng-masing 1.000 watt. Konsep itu akan direalisasikan tahun ini. Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) yang membuat konsep itu, mengadopsi dari salah satu taman di Guangzhou. Soekarman selaku Kepala DKP menyebutkan, anggaran yang dibutuhkan untuk pembenahan fisik Alun-Alun sekitar Rp 2 miliar. Saat ini, katanya, pembenahan fisik sudah mulai berjalan yakni menanami pohon. Sesuai arahan dari Wlalikota Bambang Irianto, tahun ini pembenahan fisik harus tuntas. Kebutuhan anggaran nanti dicukupi saat Perubahan APBD.
Alun-Alun Kota Madiun bakal bermandikan cahaya. Pemerintah Kota Madiun berencana memasang sedikitnya 40 lampu dengan kekuatan maisng-masing 1.000 watt. Konsep itu akan direalisasikan tahun ini. Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) yang membuat konsep itu, mengadopsi dari salah satu taman di Guangzhou. Soekarman selaku Kepala DKP menyebutkan, anggaran yang dibutuhkan untuk pembenahan fisik Alun-Alun sekitar Rp 2 miliar. Saat ini, katanya, pembenahan fisik sudah mulai berjalan yakni menanami pohon. Sesuai arahan dari Wlalikota Bambang Irianto, tahun ini pembenahan fisik harus tuntas. Kebutuhan anggaran nanti dicukupi saat Perubahan APBD.
Diakuinya, wajah baru Alun-Alun, yang paling menonjol adalah penerangan. Konsep yang bakal diterapkan, ada lima titik lampu jenis HPI-T atau sorot. Lampu itu akan dipasang di empat titik sudut Alun-Alun dan satu lagi di tengahnya. Di bagian sudut, disediakan delapan lampu HPIT dengan spesifikasi 1.000 watt. Jika ditotal, disetiap sudut ada 8.000 watt. Nantinya semua lampu akan dipancarkan ke arah tengah diatas tower setinggi 25 meter. ini yang beda dari Alun-Alun nanti, cukup banyak lampu.
Tower lampu, lanjut Soekarman, dilengkapi hidrolis sehingga memudahkan pengantian jika ada kerusakan. ”Nah, lampu di tengah itu sebagai pusatnya, berkumpulnya cahaya ini akan membentuk cahaya berbentuk pelangi. Cahaya pelangi itulah yang bisa dinikmati pengunjung Alun-Alun mulai pukul 18.00 hingga tengah malam. Sedangkan, pukul 00.00 sampai menjelang pagi akan menggunakan lampu biasa. Alun-Alun bakal disirami cahaya lampu, sementara ini kan cukup redup.
Perubahan lain, lanjut Soekarman, itu menyentuh keberadaan air mancur yang berada di tengah. Konsep baru, bangunan air mancur itu bakal dihilangkan. Sebab, dinilai keberadaannya cukup membahayakan karena rawan korsleting saat hujan. Selain itu, khusus lapangan sisi utara dominan bakal diberi paving stone. Kan sering dibuat upacara maka lebih pas diberi paving. Saat ini becek setelah turun hujan,” ungkapnya.
Selain itu, juga disediakan jogging track, tempat duduk terlindung dan terbuka. Serta entrance atau pintu di sisi timur. Seokarman mengatakan, pengembangan perbaikan fisik dimungkinkan tetap dilakukan di luar konsep yang telah ada. Itu disesuaikan dengan estetika. ”Terus bertahap kan, disesuaikan dengan estetika.
Alun-Alun Kota Madiun bakal bermandikan cahaya. Pemerintah Kota Madiun berencana memasang sedikitnya 40 lampu dengan kekuatan maisng-masing 1.000 watt. Konsep itu akan direalisasikan tahun ini. Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) yang membuat konsep itu, mengadopsi dari salah satu taman di Guangzhou. Soekarman selaku Kepala DKP menyebutkan, anggaran yang dibutuhkan untuk pembenahan fisik Alun-Alun sekitar Rp 2 miliar. Saat ini, katanya, pembenahan fisik sudah mulai berjalan yakni menanami pohon. Sesuai arahan dari Wlalikota Bambang Irianto, tahun ini pembenahan fisik harus tuntas. Kebutuhan anggaran nanti dicukupi saat Perubahan APBD.
Diakuinya, wajah baru Alun-Alun, yang paling menonjol adalah penerangan. Konsep yang bakal diterapkan, ada lima titik lampu jenis HPI-T atau sorot. Lampu itu akan dipasang di empat titik sudut Alun-Alun dan satu lagi di tengahnya. Di bagian sudut, disediakan delapan lampu HPIT dengan spesifikasi 1.000 watt. Jika ditotal, disetiap sudut ada 8.000 watt. Nantinya semua lampu akan dipancarkan ke arah tengah diatas tower setinggi 25 meter. ini yang beda dari Alun-Alun nanti, cukup banyak lampu.
Tower lampu, lanjut Soekarman, dilengkapi hidrolis sehingga memudahkan pengantian jika ada kerusakan. ”Nah, lampu di tengah itu sebagai pusatnya, berkumpulnya cahaya ini akan membentuk cahaya berbentuk pelangi. Cahaya pelangi itulah yang bisa dinikmati pengunjung Alun-Alun mulai pukul 18.00 hingga tengah malam. Sedangkan, pukul 00.00 sampai menjelang pagi akan menggunakan lampu biasa. Alun-Alun bakal disirami cahaya lampu, sementara ini kan cukup redup.
Perubahan lain, lanjut Soekarman, itu menyentuh keberadaan air mancur yang berada di tengah. Konsep baru, bangunan air mancur itu bakal dihilangkan. Sebab, dinilai keberadaannya cukup membahayakan karena rawan korsleting saat hujan. Selain itu, khusus lapangan sisi utara dominan bakal diberi paving stone. Kan sering dibuat upacara maka lebih pas diberi paving. Saat ini becek setelah turun hujan,” ungkapnya.
Selain itu, juga disediakan jogging track, tempat duduk terlindung dan terbuka. Serta entrance atau pintu di sisi timur. Seokarman mengatakan, pengembangan perbaikan fisik dimungkinkan tetap dilakukan di luar konsep yang telah ada. Itu disesuaikan dengan estetika. ”Terus bertahap kan, disesuaikan dengan estetika.
(sumber radar madiun)
Kita bisa lihat, sekarang tulisan MADIUN SQUARE terpampang disana, hehe...
0 comments:
Post a Comment