Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

Sunday, March 11, 2012

KESUBURAN TANAH: Contoh Soalan


Pertanyaan No.1
Dapat dikatakan bahwa kadar unsur Nitrogen sebagai unsur hara makro di dalam tanah sering kali mengalami kemerosotan. Berikan penjelasan mengenai apa penyebabnya, bagaimana cara meningkatkannya dan kemudian hubungkan dengan kaitannya pada tanaman untuk mengefisienkan penggunaannya?

Pembahasan
Kadar N di dalam tanah
Nitrogen di dalam tanah berasal dari bahan organik, hasil pengikatan N dari udara oleh mikroba, pupuk, dan air hujan. Nitrogen yang dikandung tanah pada umumnya rendah, sehingga harus selalu ditambahkan dalam bentuk pupuk atau sumber lainnya pada setiap awal pertanaman. Selain rendah, Nitrogen di dalam tanah mempunyai sifat yang dinamis (mudah berubah dari satu bentuk ke bentuk lain seperti NH4 menjadi NO3, NO, N2O dan N2) dan mudah hilang tercuci bersama air drainase. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaannya, pupuk N dalam bentuk urea atau ZA harus diberikan 2-3 kali untuk satu musim tanam. Namun bila pupuk N yang digunakan adalah pupuk yang zat haranya tersedia lambat seperti urea tablet/briket/granul, maka pemberiannya cukup satu kali untuk satu kali musim tanam.

Tanaman yang kekurangan N akan tumbuh kerdil, daunnya berwarna kuning dan mudah gugur, pembungaan terlambat, dan pertumbuhan akar terbatas sehingga produksi rendah. Kekurangan N dapat diperbaiki dengan pemupukan N dalam berbagai bentuk seperti Urea, ZA, DAP, pupuk majemuk NPK, dan pupuk organic seperti: kompos, azolla, pupuk hijau, dan kotoran ternak.

Pemberian pupuk N yang tepat jumlah, waktu, dan jenis, dapat meningkatkan efisiensi biaya dan efisiensi pupuk sehingga tanaman akan tumbuh secara optimal. Dengan pemberian N yang tepat (tidak berlebihan) diharapkan pula tidak terjadi pencemaran lingkungan tanah dan air.

Permasalahan yang sering dijumpai pada lahan kering adalah cepat menurunnya tingkat produktivitas lahan bila diusahakan untuk usaha tanaman sernusim. tanpa adanya masukan pupuk yang cukup. Kemerosotan kesuburan tanah umumnya ditandai dengan kekahatan unsur N didalarn tanah. Pada kondisi tropika basah, unsur N dalarn tanah mudah sekali hilang sebagai akibat proses volatilisasi, denitrifikasi, terangkut limpasan permukaan dan terutama akibat pencucian. Hilangnya N melalui proses pencucian juga disebabkan rendahnya sinkronisasi antara saat mineralisasi N dengan kebutuhan tanaman akan N.

Salah satu cara mengefisienkan penggunaan unsur N adalah mengkombinasikan tanaman pagar berperakaran dalam dengan tanaman pangan yang berperakaran dangkal, dalam. suatu sistern pola tanam, yaitu sistern. budidaya pagar. Maka kelebihan unsur N yang tercuci ke lapisan bawah dapat dimanfaatkan oleh tanaman pagar untuk memenuhi kebutuhannya, dan pada suatu saat akan kemibali ke lapisan atas melalui pangkasan dan seresah yang jatuh selama proses pertumbuhannya. Menurut Van Noordwijk et al. (1993), sistern perakaran yang intensif dan dalam, dapat berperan dalarn mengambil air dan hara dari lapisan tanah bawah dan diharapkan bisa menjadi "jala penyelamat unsur hara". Pengujian hipotesis "jala penyelamat hara" di sistem budidaya pagar ini dilakukan melalui pendekatan pengujian kondisi yang diperlukan agar tanaman pohon dapat berperanan sebagai "jala penyelamat bara", kondisi tersebut telah diidentifikasikan oleh Van Noordwijk et al. (1996) yaitu: (1) tanaman pohon harus mempunyai cukup perakaran halus dilapisan tanah bawah, (2) lapisan tanah bawah harus memperoleh stock unsur hara tersedia yang cukup melalui proses pencucian unsur hara, dan (3) kandungan air tanah pada lapisan tanah bawah harus cukup untuk dapat memberi fasilitas pengangkutan unsur hara secara difusi kedalarn sistern perakaran.

Pertanyaan No.2
Bagaimanakah unsur Kalium (K) itu sebagai salah satu unsur hara makro di dalam tanah, dapat berperan dalam pertumbuhan perkembangan tanaman? Benarkah dalam pengembangan tanaman padi, jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai penambah unsur K tersebut?

Pembahasan
Kadar K dalam Tanah
Kalium (K) dalam tanah bersumber dari mineral primer tanah (feldspar, mika, vermikulit, biotit, dll), dan bahan organik sisa tanaman. K dalam tanah mempunyai sifat yang mobile (mudah bergerak) sehingga mudah hilang melalui proses pencucian atau terbawa arus pergerakan air. Berdasarkan sifat tersebut, efisiensi pupuk K biasanya rendah, namun dapat ditingkatkan dengan cara pemberian 2-3 kali dalam satu musim tanam.

Kalium dalam tanaman berfungsi mengendalikan proses fisiologis dan metabolisme sel, meningkatkan daya tanah terhadap penyakit. Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak), proses pengangkutan hara, pernafasan, dan fotosintesis terganggu, yang pada akhirnya mengurangi produksi.

Pada tanaman padi, sebagian hara K dapat digantikan oleh jerami padi yang dikembalikan sebagai pupuk organik. Kadar K dalam jerami umumnya 1 % sehingga dalam 5 ton jerami terdapat sekitar 50 kg K setara dengan pemupukan 50 kg KCl/ha. Pengembalian jerami dalam bentuk segar maupun dikomposkan di lahan sawah harus digalakkan, karena selain mengandung unsur K juga mengandung unsur hara lain seperti N, P, Ca, Mg dan unsur mikro, hormon pengatur tumbuh serta asam-asam organik yang sangat berguna bagi tanaman. Penambahan jerami dan bahan organik lain dapat meningkatkan kadar bahan organik tanah dan keragaman hayati/biologi tanah yang secara tidak langsung dapat meningkatkan dan mengefisienkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman.

REFERENSI
http://balittro.@litbang.deptan.go.id//Agus Ruhnayat. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik
http://soil-fertility@indo.net.id//Balai Penelitian Tanah. Petunjuk Penggunaan Perangkat uji Tanah sawah (paddy soil test kit) Versi 1.0 2005
http://www.worldagroforestrycentre.org/sea

0 comments:

Post a Comment