Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

Saturday, March 10, 2012

HUBUNGAN TANAMAN DAN BIOTA: Interaksi Hama Menyerang Tanaman


Seperti yang diketahui bahwa biota, baik itu merupakan fauna atau mikroba memiliki hubungan atau interaksi yang sangat terkait dengan tumbuhan. Baik itu yang tidak dibudidayakan maupun yang dibudidayakan (tanaman). Dan dalam kaitannya dengan ekosistem pertanian, interaksi antara tanaman dan biota ini ada biota yang bersifat disengaja untuk dipelihara guna diharapkan hasilnya atau disebut biota produktif. Ada lagi biota destruktif, yang berpotensi menggagalkan atau menurunkan panen (hasil produksi dari biota produktif). Kemudian yang disebut biota sumberdaya, yakni mempengaruhi atau meningkatkan proses hasil produksi dari biota produktif.

Untuk kasus ini, yang dibahas adalah mengenai biota yang bersifat negatif atau merugikan, yang bisa dikategorikan sebagai biota destruktif. Sebagai contoh yang kita ambil yaitu tentang Hama. Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian rakyat ataupun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain hama, penyakit dan gulma.

Deskripsi Singkat Tentang Hama
Hama adalah makhluk hidup yang menjadi pesaing, perusak, penyebar penyakit, dan pengganggu semua sumber daya yang dibutuhkan manusia. Definisi hama bersifat relatif dan sangat antroposentrik berdasarkan pada estetika, ekonomi, dan kesejahteraan pribadi yang dibentuk oleh bias budaya dan pengalaman pribadi.

Sedangkan keberadaan serangga sebagai hama, pengkategorian serangga hama ini didasarkan pada sumber daya yang dipengaruhinya. Tiga kategori umum hama serangga adalah hama estetika, hama kesehatan, serta hama pertanian dan kehutanan. Hama estetika mengganggu suasana keindahan, kenyamanan, dan kenikmatan manusia. Hama kesehatan menimbulkan dampak pada kesehatan dan kesejahteraan manusia berupa luka, ketidaknyamanan, stress, sakit, pingsan, dan bahkan kematian. Sekitar 50% dari seluruh jenis serangga penghuni bumi merupakan serangga herbivora yang dapat merusak tanaman pertanian dan kehutanan secara langsung atau pun tidak langsung.

Ada tujuh jenis vertebrata yang berperan sebagai hama yaitu dari kelas Aves (burung) dan kelas Mamalia (Rodentia, Insectivora, Chiroptera, Carnivora, Artiodactyla dan Primates). Di antaranya tikuslah yang paling dominan sebagai hama baik di pertanaman maupun di penyimpanan produk pertanian.

Hama pada Kelapa Sawit
Mengenal, memahami dan upaya mendeteksi siklus hidup hama pada tanaman kelapa sawit secara dini mutlak harus dilaksanakan karena akan memudahkan tindakan mencegah terjadinya ledakan serangan hama yang tak terkendali. Secara ekonomis, biaya pengendalian melalui deteksi dini dipastikan akan jauh lebih murah daripada pengendalian serangan hama yang sudah menyebar luas.

Perkebunan kelapa sawit merupakan jenis usaha jangka panjang. Kelapa sawit yang ditanam saat ini, baru akan dipanem hasilnya setelah 2-3 tahun ditanam di lapangan. Sebagai tanaman tahunan, pada kelapa sawit dikenal periode Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) yang lamanya bervariasi 2-3 tahun tergantung pada beberapa faktor yang terjadi di sekitarnya, seperti ada / tidaknya serangan hama.

Dalam keadaan normal, terjadi mutasi dari TBM menjadi Tanaman Menghasilkan (TM) terjadi pada tahun ketiga setelah tanam. Mutasi tersebut mutlak dilakukan dan perlu mendapat perhatian baik dari segi lamanya masa TBM maupun persiapan yang perlu dikerjakan sebelum tanaman dikerjakan. Pekerjaan awal ini sangat mempengaruhi kualitas hasil buah yaitu kastersi / tunas pasir.

Hal ini sesuai dengan tujuan penanaman kelapa sawit yaitu untuk menghasilkan produksi yang optimal. Untuk mendapatkan produksi yang optimal, karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi yang dapat menghambat produktifitas harus dipahami dan diupayakan solusinya.

Salah satu faktor penghambat yang perlu dipertimbangkan selain benih yang baik adalah serangan hama. Untuk mengantisipasi serangan hama, sebelumnya harus mengenal dan memahami jenis hama yang biasa menyerang tanaman kelapa sawit. Selanjutnya segera deteksi siklus hidup hama agar mudah dalam melakukan pencegahan dan pengendaliannya. Pendekteksiasi tersebut dapat menyelamatkan tanaman kelapa sawit dari serangan hama yang merugikan sehingga produksi dapat dipertahankan.

Hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit diantaranya ulat api, ulat kantong, tikus, rayap, kumbang Adorektus dan Apogonia, serta babi hutan. Serangan hama ulat api dan ulat kantong (ulat pemakan daun kelapa sawit) telah banyak menimbulkan masalah yang berkepanjangan dengan terjadinya eksplosi dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkan kehilangan daun (defoliasi) tanaman yang berdampak langsung terhadap penurunan produksi.

Hama pada Tanaman Anggrek
Seperti jenis tanaman lain, anggrek spesies pun tidak luput dari ancaman serangan hama. Serangga, ulat, ngengat, kutu, dan siput merupakan beberapa contoh hama yang sering mengganggu tanaman anggrek. Hama-hama tersebut umumnya menyerang atau memakan bagian tanaman seperti daun atau bunga. Selain memakan bagian tanaman, sering kali hama-hama tersebut meletakkan larva atau telurnya di bagian tanaman tersebut.

0 comments:

Post a Comment