Tanah merupakan benda yang sangat kita kenal karena
dapat kita jumpai dimanapun kita berada. Kita melihatnya, menginjaknya, bahkan
mungkin menggunakannya. Kita sangat
bergantung dengan tanah karena tanah adalah tempat kita hidup dan berpijak. Dan
sebaliknya, tanah-tanah yang baik dan subur tergantung dari cara kita
menggunakannya. Tetapi tanah sangat mudah mengalami kerusakan. Contoh
dari kerusakan adalah erosi. Ini merupakan faktor alam yang diperparah dengan
aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan,
perkebunan
dan perladangan, kegiatan
konstruksi/ pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Begitu juga dengan lahan pertanian bila terjadi
kesalahan dalam penggolahan lahan sehingga membuat produktifitas menurun.
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan
tanah
bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi
lahan) dan menurunnya
kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi).
Bentuk –bentuk erosi di Jatikuwung adalah Erosi Alur, Erosi
Parit dan Longsor.
Foto-foto
pengamatan Erosi :
Gambar 1.1 Erosi Alur
Gambar
1.2 Erosi Parit
Gambar
1.3 Longsor
Erosi
adalah hilangnya atau terkikisnya tanah dari suatu tempat yang diangkut oleh
air atau angin ke tempat lain Dua penyebab utama terjadinya erosi adalah erosi
karena sebab alamiah dan erosi karena aktivitas manusia. Erosi alamiah dapat terjadi karena proses pembentukan tanah dan
proses erosi yang terjadi untuk mempertahankan keseimbangan tanah secara alami.
Erosi karena faktor alamiah umumnya masih memberikan media yang memadai untuk
berlangsungnya pertumbuhan kebanyakan tanaman. Sedang erosi karena kegiatan manusia kebanyakan disebabkan oleh
terkelupasnya lapisan tanah bagian atas akibat cara bercocok tanam yang tidak
mengindahkan kaidah- kaidah konservasi tanah atau kegiatan pembangunan yang
bersifat merusak keadaan fisik tanah, antara lain, pembuatan jalan di daerah dengan
kemiringan lereng besar.
Erosi
alur (rill erosion) adalah
pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh
aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air. Hal ini
terjadi ketika air larian masuk ke dalam cekungan permukaan tanah, kecepatan
air larian meningkat, dan akhirnya terjadilah transpor sedimen. Tipe erosi alur
umumnya dijumpai pada lahan-lahan garapan dan dibedakan dari erosi parit (gully erosion) dalam hal erosi alur
dapat diatasi dengan cara pengerjaan/pencangkulan tanah. Hal ini tidak
dapat dilakukan terhadap erosi parit. Telah disebutkan di muka bahwa penyebab
utama terjadinya erosi adalah air larian, aliran air bawah permukaan, dan
kelembaban tanah.
Erosi parit (gully erosion) membentuk jajaran
parit yang lebih dalam dan lebar dan merupakan tingkat lanjutan dari erosi
alur. Erosi parit dapat
diklasifikasikan sebagai parit bersambungan dan parit terputus- putus. Erosi
parit terputus dapat dijumpai di daerah yang bergunung. Erosi tipe ini biasanya
diawali oleh adanya gerusan yang melebar di bagian atas hamparan tanah miring
yang berlangsung dalam waktu relatif singkat akibat adanya air larian yang
besar. Kedalaman erosi parit ini menjadi berkurang pada daerah yang kurang
terjal. Erosi parit bersambungan berawal dari terbentuknya gerusan-gerusan
permukaan tanah oleh air larian ke arah tempat yang lebih tinggi dan cenderung
berbentuk jari-jari tangan.
Erosi parit dibedakan menjadi dua berdasarkan
bentuk penampang melintangnya, yaitu parit bentuk V dan parit bentuk U. Dalam
pengamatan kelompok kami, erosi jenis U yang paling sering kami temui dan
biasanya terjadi pada tanah yang relative curam (tidak dangkal) Sedang erosi
parit bentuk U umum terjadi pada tanah dengan erodibilitas rendah terletak di
atas lapisan tanah dengan erodibilitas yang lebih tinggi. Aliran air bawah
permukaan akan mengikis lapisan tanah bagian bawah sampai pada saatnya seluruh
bangunan tanah tersebut runtuh dan terbentuk parit berbentuk U.
Longsor adalah bentuk lain dari erosi. Bila dalam proses erosi tanah terangkut secara bertahap, maka pada kejadian
longsor tanah terangkut sekaligus dalam jumlah yang besar. Longsor
terjadi akibat meluncurnya suatu volume tanah di atas lapisan agak jenuh air
dan ini bisanya terjadi pada lereng yang cukup curam. Erosi menggerus lapisan atas tanah berakibat buruk bagi tanah dan tanaman. Menurut
laporan Cuff (1978) erosi yang mengikis 1 cm lapisan olah tanah dalam luasan 1
ha akan membawa setara 350 kg nitrogen (N), 90 kg fosfat (P), 1.000 kg
kalium (K), 650 kg magnesium (Mg), dan 1.050 kg kalsium (Ca).Banyaknya unsur hara
yang hilang dari tanah yang tererosi tergantung kepada banyaknya hara yang
terbawa serta besarnya erosi. Secara umum kehilangan
unsur hara dapat dihitung dengan cara mengalikan kandungan unsur hara dalam
tanah dengan jumlah tanah yang hilang. Kehilangan unsur hara
kemudian diikuti oleh penurunan produktivitas tanaman.
0 comments:
Post a Comment