Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

Saturday, February 16, 2013

Hilangnya Era Duet Striker Maut

Era sepak bola modern seperti sekarang rerata klub dunia cenderung memainkan hanya satu orang penyerang di lini depan. Hal ini diakibatkan dengan tren formasi yang digunakan oleh kebanyakan tim untuk lebih memilih memperkuat lini tengahnya. Akan sangat mudah dijumpai formasi misalnya 4-2-3-1, 4-5-1, 4-4-1-1, dan rangkaian pakem lainnya yang mengandalkan striker tunggal.

Tentu ini berbeda dengan tren terdahulu yang lebih sering antara 3-5-2 atau pula 4-4-2. Setidaknya dulu gubahan formasi seperti 3-4-1-2 dan 4-3-1-2 pun sangat loyal mempercayakan sektor daya gedor kepada sepasang striker yang saling mengisi dan bernaluri gol tinggi.

Nah, hilangnya tren duet striker pun makin ditunjukkan dengan minimnya ikon duet yang kompak yang menjelma sebagai tandem yang seperti tidak dapat dipisahkan. Sedikit menengok ke musim-musim sebelumnya amat banyak sekali sederetan penyerang yang melegenda dengan partnernya sebagai duet striker mesin gol timnya masing-masing.

1. Chris Sutton - Alan Shearer (Blackburn Rovers, 1994-1996)
Siapa yang bisa melupakan "SAS"? Chris Sutton dan Alan Shearer sukses melesatkan Blackburn ke puncak tertinggi Inggris berkat rentetan gol mereka. Perlawanan Aston Villa dan Manchester United pun mereka patahkan hingga pekan pamungkas. Beberapa tahun berselang, Shearer berduet dengan Teddy Sheringham di timnas Inggris. Beberapa meyakini mereka sebagai "SAS" kedua. Akan tetapi, kombinasi modifikasi itu tidak dapat menandingi versi aslinya.

2. Gianfranco Zola - Gianluca Vialli (Chelsea, 1996-1999)
Pasangan ini sering disebut sebagai dua pemain kunci dalam kebangkitan Chelsea musim 1997, dengan membantu memenangkan Piala FA dengan kemenangan 2-0 atas Middlesbrough di Stadion Wembley. Kemudian juga menorehkan tiga trofi untuk Chelsea, yaitu Piala Liga, Piala Winners dan Piala Super. Sebuah kombinasi yang pas pesepakbola dari ranah Italia.

3. Dwight Yorke - Andy Cole (Manchester United, 1998-2001)
Khususnya pada musim 1999, total 53 gol yang digelontorkan duet Yorke dan Cole berhasil mengantarkan The Red Devils sukses meraih treble winners. Keduanya pun sering mencetak gol bersamaan dalam satu pertandingan. Seolah telah dihubungkan dengan telepati, kombinasi umpan-umpan satu sentuhan dan assist mereka nyaris tak bisa dihentikan oleh lini pertahanan tim-tim lawan.

4. Marcelo Salas - Christian 'Bobo' Vieri (Lazio, 1998-1999)
Uniknya duet ini begitu mempesona yang hanya bertahan selama semusim arena kompetisi. Kerja sama apik antara keduanya terjalin rapi untuk Lazio dengan mempersembahkan Piala Winners. Vieri sukses mencetak 12 gol di Serie A dan satu golnya di Eropa. Duet ini terpaksa terhenti karena Vieri memutuskan untuk hijrah ke Inter Milan dengan rekor transfer dunia kala itu sebesar £ 32 juta.

5. Edmundo - Gabriel Batistuta (Fiorentina, 1997-1999)
Duo Amerika Latin ini seakan menjadi momok yang berbahaya bagi lawan-lawan Fiorentina di Serie-A. Ya, dua posisi striker tim nyaris selalu menjadi milik Edmundo Alves de Souza Neto dan Gabriel Omar Batistuta. Meski gagal mempersembahkan Scudetto, mereka total telah melesatkan ratusan gol dan ratusan assist. Bahkan julukan Batigol pun melekat pada nama Batistuta.

6. Alessandro Del Piero - Filippo 'Pippo' Inzhagi (Juventus, 1997-2001)
Duet ini dijuluki Del-Pippo. Pasangan yang amat melekat dengan nomor punggung 10 dan 9 ini merupakan momok yang menakutkan bagi lawan-lawannya. Keperkasaan Juve pun sangat terbantu oleh peran mereka. Alhasil gelar Scudetto Liga Serie-A Italia pun acap menjadi milik Si Nyonya Tua. Kerja samanya yang dibantu playmaker nomor wahid 'Zinedine Zidane' amat merepotkan tim-tim lawan tak hanya di Italia tapi juga Eropa.

7. Michael Owen - Robbie Fowler (Liverpool, 1996-2001)
Duet maut yang satu ini terlihat seperti sepasang kakak-adik yang rajin saling bahu-membahu dalam menggedor jala lawan. Michael Owen termasuk penyerang fenomenal The Reds di era 90-an sampai awal 2000-an. Berkostum merah-merah sejak 1996-2004, Owen menyumbang 118 gol dari 216 laga. Sedangkan Robbie Fowler membela Liverpool sejak 1993-2001 dan 2006-2007. Fowler sendiri telah berhasil menyumbang 128 gol untuk The Reds.

8. Enrico Chiesa - Hernan Crespo (Parma, 1996-1999)
Salah satu duet striker paling tajam di Italia pada era 1990-an. Kombinasi Hernan Crespo dan Enrico Chiesa di Parma sanggup menghasilkan rata-rata puluhan gol setiap musimnya. Crespo dan Chiesa membantu Gialloblu menyabet trofi Coppa Italia 1998/99 serta Supercoppa Italiana 1999. Dalam partai puncak Piala UEFA di Luzhniki Stadium, Moscow, pada tahun yang sama, keduanya mencetak masing-masing satu gol ke gawang Marseille ketika Parma menang tiga gol tanpa balas dan keluar sebagai juara.

9. Dennis Bergkamp - Thiery Henry (Arsenal, 1999-2006)
Keduanya memang sangat kompak ketika di Arsenal. Bergkamp adalah support striker papan atas, sedangkan Henry adalah seorang pencetak gol alami dari berbagai posisi. Tujuh tahun memperkuat the Gunners, mereka memenangkan dua titel Premier League dan tiga Piala FA.

10. Raul Gonzales - Fernando Morientes (Real Madrid, 1997-2005)
Bersama Raul, Fernando Morientes membentuk salah satu kombinasi predator paling mematikan dalam sejarah Real Madrid. Tujuh tahun di Santiago Bernabeu, dengan Raul sebagai partner sehatinya, Morientes membantu Los Merengues memenangi dua gelar La Liga, tiga titel Supercopa de Espana, tiga trofi Liga Champions, satu Piala Super Eropa, dan dua Piala Interkontinental. Duet ini resmi bubar setelah Morientes hengkang ke Liverpool pada 2005. Raul sendiri tetap di Bernabeu sebelum akhirnya hijrah ke Jerman pada tahun 2010 silam.


Duet memang diistilahkan sebuah kombinasi antar dua orang yang bertugas untuk saling membantu sehingga mampu memukau banyak orang dan pastinya demi menciptakan sebuah gol atau rekor. Layaknya sepasang kekasih... duet maut ini seperti pasangan yang tidak pernah terpisahkan, baik saat berada di luar lapangan sekalipun.

0 comments:

Post a Comment