Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

Friday, November 19, 2010

Bakal Ada Pujasera di Malam Hari Kota Madiun


Seperti yang kita tahu, Kota Madiun sudah merancang pembenahan besar-besaran di alun-alun kota. Setelah menggarap konsep perbaikan fisik dan proyek Madiun Square, dengan didukung penambahan lampu super terang di area tersebut, kini juga sudah mulai dirancang beberapa konsep pendukung lainnya. Salah satunya adalah pengadaan pusat jajanan selera rakyat alias disingkat pujasera.

Dan menariknya, konsep ini akan diperkuat dengan keberadaannya di malam hari. Dimana rencananya salah satu jalanan di sekitaran alun-alun sengaja akan ‘dijadikan korban’ untuk merealisasikannya. Jalan itu ditaksirkan adalah Jalan Bogowonto, sebuah simpang dekat alun-alun. Yang nantinya jalan tersebut akan ditutup total pada waktu malam. Yang sampai saat ini didengar, konsep pujasera ini merupakan konsep pendukung Madiun Square. Kalau rencana itu benar adanya, kita akan lihat lebih jelas bagaimana itu nantinya.

Yang pasti, ramadhan tahun 1431 H ini Jalan Bogowonto seakan sudah ‘diuji cobakan’ oleh Pemkot Madiun. Bazaar Ramadhan dibuka disitu, di sepanjang jalan. Bazaar yang kebanyakan diisi bazaar sandang ini cukup menarik antusias pengunjung. Dimana ditambahkan bahwa tiap harinya banyak sekali pengunjung yang konsumtif mencoba membelinya…

Selidik sebentar ke jajaran Pemkot, ternyata orang nomor satu pun sempat memastikan rencana akses jalan bakal ditutup total pada malam hari. Ini jika konsep Madiun Square direalisasikan, yakni mengadopsi konsep pujasera seperti di kota-kota besar. Dan walaupun adanya bazaar tersebut menimbulkan masalah lagi. Terutama dengan para pengusaha sekitaran tempat bazaar tadi. Tenda bazaar dinilai terlalu lebar, sedikit menghalangi akses ke toko pengusaha itu. Namun sebenarnya ada dua opsi yang bisa ditawarkan, antara penciutan atau relokasi. Tapi bazaar masih berlanjut disitu. Alasan tetap karena tidak memiliki lahan strategis lainnya. Terlebih, saat ditawarkan untuk memakai lapangan Mojorejo dan Gulun, pedagang bazaar pun menolak. Meski terus menjadi kontroversi, pihak Pemkot masih belum bersikap lebih dalam lagi dengan mengadakan dialog menyeluruh dengan mengundang perwakilan pengusaha serta tokoh setempat. Terlebih ini demi keberlanjutan suatu konsep tatanan kota yang lebih baik.

0 comments:

Post a Comment