Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

Thursday, March 8, 2012

SOSIOLOGI PERTANIAN: Hasil Kuesioner

SOSIOLOGI PERTANIAN DESA SLOGOHIMO
KECAMATAN SLOGOHIMO KABUPATEN WONOGIRI

Pembangunan pertanian dalam sasaran dan tujuan yang ingin dicapai meliputi semua aspek yang terlibat di dalam usaha tani dan tentunya menyangkut kemasyarakatan, sistem sosial, dan keterlibatan pemangku kepentingan atau pembuat kebijakan itu sendiri. Semua lapisan bagaimana dalam suatu masyarakat menyikapi dan terpengaruh langsung dari semua kegiatan baik yang terpola, tersusun, maupun tidak terstruktur atau timbul tidak dengan disengaja.

Sosiologi merupakan hubungan timbal balik yang terjadi antar anggota masyarakat karena ada interaksi yang terbatas, keberlanjutan, dan menghasilkan suatu keberlangsungan dalam masyarakat tersebut. Sosiologi merupakan kajian tentang hukum masyarakat dan proses yang berkenaan dengannya, dan orang yang berlainan bukan sebagai individu, tetapi juga sebagai ahli persatuan, kumpulan sosial, dan institusi (pendek kata sebagai anggota masyarakat). Sosiologi secara teori sering kali dikaitkan dengan masalah-masalah manusia dalam masyarakatnya.

Sosiologi pertanian adalah suatu pengetahuan sistematis dari suatu hasil penerapan metode ilmu dalam mempelajari masyarakat pedesaan, struktur sosial dan organisasi sosial, dan juga sistem perubahan dasar masyarakat dan proses perubahan sosial yang terjadi. Tapi dalam pengertian ini tidak hanya cukup mempelajari saja, tetapi kita harus benar-benar paham tentang penyebab terjadinya dan dampak atau akibat dari segala tindakan sosial yang terdapat pada desa tersebut (Nasution, 1983).

Sosiologi pertanian cenderung mengarah pada lahan pertanian dan kehidupan keluarga petani. Misalnya tentang pola-pola pertanian, kesejahteraan masyarakatnya, kebiasaan atau adat istiadatnya, grup sosial, organisasi sosial, pola komunikasi dan tingkat pendidikan masyarakat serta struktur sosialnya.

Sasaran atau lokasi yang dipilih dalam praktikum kali ini adalah Desa Slogohimo, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri. Dipilih karena kondisi alam pertanian dan kemasyarakatan disini patut untuk diamati serta diberikan analisis menyangkut bagaimana sosiologi pertanian di daerah ini. Dimana daerah cukup luas dan penyebaran masyarakat cukup tinggi.

Struktur pelapisan masyarakat berdasarkan status penguasaan tanah dapat digambarkan sebagai berikut:

Di Desa Slogohimo, petani pemilik penggarap memiliki status tertinggi serta terbanyak jumlahnya sedangkan buruh tani berada pada status paling bawah dengan jumlah di bawah petani penggarap.. Hal ini ditentukan oleh penilaian dalam masyarakat itu sendiri yang memang sudah mentradisi. Seseorang yang memiliki tanah persawahan dianggap lebih kaya daripada yang tidak memiliki. Sedangkan dari segi ekonomi, dengan status kepemilikan akan berakibat pada lebih tingginya tingkat pendapatan.

Berdasarkan hasil pengamatan dapat dipahami bahwa stuktur pelapisan masyarakat yang berdasarkan penguasaan tanah warga Desa Slogohimo ialah sebagai petani pemilik penggarap sebesar 50 %, petani penyakap 20 %, dan buruh tani sebesar 30 % sedangkan di Desa Slogohimo tidak terdapat petani penyewa. Selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai seperti uang atau benda – benda bernilai ekonomis, tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan atau juga keturunan dari keluarga maka akan menjadikan bibit yang menumbuhkan adanya  sistem pelapisan masyarakat. Sistem pelapisan ini bersifat terbuka, artinya setiap orang dapat sewaktu – waktu berganti status. Misalnya, yang semula hanya seorang buruh tani dapat meningkat statusnya menjadi penyewa.

Sedangkan data hasil pengamatan mengenai penggunaan pendapatan petani di Dusun Bondalem Desa Slogohimo yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa mayoritas pendapatan petani digunakan untuk Investasi(36,67%). Karena penduduk Desa Slogohimo mayoritas adalah masyarakat dengan keadaan pengetahuan yang cukup. Jadi pendapatan mereka sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk ternak/tanah. Kalaupun menabung dengan jumlah yang sangat sedikit, itupun bila pendapatan untuk konsumsi ada yang tersisa. Jumlah petani yang mempunyai tabungan adalah 19 responden dengan persentase 31,67%. Kebanyakan warga Dusun Bondalem Desa Slogohimo yang menabung mempunyai tujuan untuk Modal usaha (9 responden atau 45%).

Selain itu juga untuk pendidikan anak nantinya. Dengan adanya tabungan mereka tidak perlu meminjam kepada seorang rentenir atau pada Bank dengan bunga yang bagi mereka sangat memberatkan. Karena mereka tahu pasti keadaan ekonomi wilayah mereka. Jadi sangat sulit untuk mencari pinjaman dengan tetangga mereka. Dalam melakukan investasi pada sektor pertanian biasanya petani dalam bentuk alat alat pertanian (10 responden atau 43,48%) seperti cangkul, sabit, dll. Karena semua itu merupakan modal utama seorang petani. Petani yang tidak mempunyai cangkul, akan meminjam kepada petani lain. Padahal cangkul tersebut juga dipakai sendiri oleh yang punya. Maka mereka harus menunggu yang punya selesai mengerjakan terlebih dahulu baru mereka dapat meminjam, hal itu dapat menyebabkan hasil panen tidak akan dapat berproduksi secara maksimal. Penggunaan pendapatan didasarkan pada tingkat kebutuhan, semakin besar pendapatan seseorang maka kebutuhanpun ikut bertambah sebaliknya semakin kecil pendapatan maka kebutuhanpun semakin sedikit. 


Tambahan referensi: Nasution, Adham.1983. Sosiologi. Penerbit Alumni. Bandung

0 comments:

Post a Comment