Kubis adalah jenis sayuran yang banyak
dikonsumsi masyarakat. Dalam pengelolaan tanaman kubis, biasanya jenis
pengganggu utamanya adalah hama. Sebagai contoh dari biota yang merugikan pada
tanaman kubis. Selain itu diketemukan juga berbagai penyakit yang ditimbulkan
oleh biota-biota sekitar. Berikut diketahui hama dan penyakit pada tanaman
kubis. Hama pada tanamanan kubis antara lain: Ulat tritip/ulat daun (Plutella xylostella), Ulat
krop/jantung kubis (Crocidoomia
binotalis), Ulat Grayak (Spodoptera
Litura) dan Ulat Tanah (Agrotis
Ipsilon). Penyakit pada tanamanan kubis antara lain: Noda Cokelat, Busuk
hitam, Busuk akar dan Busuk Lunak.
Cara pengendalian beberapa hama dan
penyakit kubis dengan konsep PHT dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Untuk pengendalian hama ulat krop jantung
kubis yang disebabkan (Crocidolomia
binotalis Zell) dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan
(memusnahkan) telur, larva atau imago yang ditemukan. Pengendalian secara
kimiawi dapat dilakukan bila ditemukan 3 paket telur pada 10 tanaman dan 5 %
tanaman terserang hama tersebut. Pengendalian kimia cara tersebut dapat
menghemat/menekan penggunaan pestisida 7 – 11 kali penyemprotan.
b. Untuk pengendalian hama ulat kubis
Plutella xytostella dapat dilakukan
dengan cara mekanis dan kimia. Cara mekanis yaitu dengan
memusnahkan dan mengumpulkan semua larva imago yang ditemukan, sedangkan cara
kimiawi dilakukan dengan penggunaan pestisida selektif bila ditemukan 5 larva
setiap 10 tanaman dan 5% dari jumlah tanaman telah terserang hama
tersebut. Dengan melakukan pengamatan, maka akan menghemat penggunaan
pestisida 7 – 11 kali penyemprotan dengan dosis 0,5 – 1cc/liter tiap
penyemprotan.
c. Pengendalian penyakit bengkak akar
yang disebabkan oleh jamur Plasmodiophora
brassicae dapat dilakukan dengan (1) penggunaan varietas tahan P. brassicae (2) perlakuan benih dengan
pestisida nabati (3) tanah untuk persemaian menggunakan tanah dari luar daerah
endemis (4) melakukan pengapuran dengan dolomit (5) tanah diinokulasi dengan
Gliogladium (Bio GL), (6) mencabut tanaman muda yang terserang dan
memusnahkannya kemudian (7) memusnahkan segera sisa panen.
d. Pengendalian penyakit bercak daun
Altenaria dapat dilakukan dengan merendam benih dalam air panas (50oC) selama
15 menit, penggunaan jarak tanam yang agak lebar agar sirkulasi tanaman tidak
terganggu, dan terakhir adalah penggunaan fungisida bila tanaman belum membentuk
krop dan serangan lebih dari 10%.
Dalam pengendalian hama dan penyakit
kubis dengan pestisida harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: (1)
melakukan penyemprotan setelah ambang kendali untuk masing-masing hama atau
penyakit terlewati, (2) pemilihan pestisida yang tepat dan efektif, (3) tidak
menggunakan oplosan dari beberapa bahan aktif pestisida yang berbeda, (4)
Melakukan penyemprotan secara bergantian agar hama dan penyakit tidak kebal,
(5) tidak mengurangi atau menambah takaran dari dosis yang dianjurkan, (6)
waktu dan frekwensi penyemprotan dilakukan secara tepat dimana waktu
penyemprotan sebaiknya pagi sekali atau sore dengan frekwensi tidak dirapatkan.
0 comments:
Post a Comment