Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

Tuesday, January 22, 2013

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI MASYARAKAT PERKEBUNAN (KIMBUN) TEBU GUNA MEMACU EKONOMI DAERAH

Peran Pabrik Gula dalam Meningkatkan Ekonomi Daerah
Ditulis Oleh Yuan Harnawan Pamungkas
A.    PENDAHULUAN
Pengembangan industri gula berbasis tebu beberapa tahun terakhir ini terus mengalami peningkatan. Baik dari segi nilai investasinya maupun hasil produksinya, terutama pada periode dua tahun terakhir. Oleh sebagian kalangan, hal ini dinilai sebagai tren positif yang harus ditingkatkan agar produksi gula nasional dapat memenuhi ambisi Swasembada Gula pada tahun 2014 mendatang. Sebuah capaian yang tentu menjadi tugas berat bersama antara pihak pemerintah, pelaku industri gula, masyarakat, lembaga investor, lembaga penelitian, dan penggerak perekonomian lainnya.
Salah satu pelaku utama dalam pengembangan industri gula nasional adalah BUMN Perkebunan, melalui sektor bisnis tanaman semusim yaitu tanaman tebu sangat diharapkan dapat mendongkrak perekonomian nasional maupun daerah. Seperti yang kita tahu bahwa perusahaan-perusahaan gula ini pada medio teranyar sedang giat melaksanakan program-program yang bertujuan meningkatkan produksi dan keuntungan. Misalnya dengan melakukan pengadaan lahan dan revitalisasi pabrik gula (PG) yang dimiliki.
Keberadaan PG itu sendiri tidak terlepas dari aspek daerah yang ditempati. Berbagai peran strategis pun merupakan ciri mendasar yang menjiwai sebuah PG dalam usahanya. Khususya yang terkait sektor perekonomian. Selain berperan dalam ekonomi berbasis industri, PG juga memegang peranan penting dalam pergerakan ekonomi kreatif, ekonomi kerakyatan, ekonomi berbasis wisata, dan bahkan ekonomi berbasis lingkungan.
PG kini dapat disebut sebagai salah satu pusat pergerakan ekonomi rakyat. Hal ini tentu perlu disadari lebih oleh perusahaan, karena ada tuntutan bagi unit usaha perkebunan untuk turut berperan dalam meningkatkan ekonomi daerah. Sejalan dengan pernyataan tersbut, tulisan ini dimaksudkan memberikan gambaran tentang pengembangan Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (KIMBUN) tebu di daerah. Sebuah bentuk nilai tambah dan multiflier effect terhadap berkembangnya sektor lain, terutama ekonomi daerah.

B.     PERAN PG DALAM PEREKONOMIAN DAERAH
BUMN Perkebunan memiliki tanggung jawab penting untuk dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar sesuai sumberdaya yang tersedia. Telah digariskan dalam Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) nomor: KEP. 236/MBU/2003 dan Peraturan Menteri BUMN No. PER-05/MBU/2007 bahwa perusahaan berstatus BUMN mengemban tugas khusus dari Pemerintah untuk melakukan pembinaan Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi (UKMK) dan bina lingkungan melalui pembentukan bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), dan peran BUMN juga termasuk melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah ditetapkan di dalam Pasal 74 UU Perseroan Terbatas Nomor: 40 Tahun 2007.
Rangkaian program pembinaan UKMK, Bina Lingkungan, dan CSR akan sangat efektif dan tepat sasaran jika implementasi program di lapangan terdapat kesamaan persepsi di antara BUMN Pembina sehingga program kepedulian sosial ini bermanfaat bagi peningkatan citra perusahaan, dan mampu meminimalisir kerawanan sosial di unit-unit usaha. Dimana PG dalam hal ini mempunyai peran strategis dalam aspek penyediaan tenaga kerja, pergerakan jual beli, perbaikan sarana transportasi, sosial, tata wilayah, pemanfaatan lahan fungsional, dan kesejahteraan masyarakat petani tebu rakyat.
Pengembangan komoditas unggulan tebu yang didasarkan pada pendekatan wilayah (kawasan) diharapkan dapat menjamin kesinambungan produksi melalui pemanfaatan keunggulan komperatif daerah sebagai basis pengembangan dan dapat menumbuhkan sentra komoditas spesifik wilayah yang mendorong keterkaitan antara wilayah secara dinamis serta membangkitkan interaksi sektor produksi dan pasar yang dinamis.
Setiap daerah tentu memiliki potensi yang bisa dikembangkan untuk kemajuan daerah tersebut. BUMN Perkebunan mempunyai andil yang besar untuk menggali dan mengembangkan potensi daerah. Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan alam dan masyarakat sekitar, setiap BUMN diwajibkan menjalankan PKBL. Agar pengucuran dana PKBL tersebut tepat sasaran, maka perlu dilakukan pendekatan dengan aparatur daerah serta tokoh-tokoh masyakarat daerah setempat untuk menggali potensi yang tersimpan di daerah tersebut. Dengan kucuran dana serta peningkatan skill masyakaratnya maka pertumbuhan perekonomian di daerah setempat bisa dipercepat.

C.    MODEL KAWASAN INDUSTRI MASYARAKAT PERKEBUNAN (KIMBUN)
PKBL saat ini memang dapat dikatakan memiliki peran utama dalam membangun ekonomi kerakyatan melalui pembinaan dan kemitraan dengan para pengusaha kecil, menengah, dan koperasi, dan juga melaksanakan program-program bina lingkungan yang berdampak positif terhadap kondusivitas sosial dan lingkungan sekitar. Namun untuk lebih terarahnya peran PG dalam meningkatkan perekonomian daerah, maka perlu ditekankan lagi model pengembangan kawasan agribisnis terpadu yang dipetakan secara terintegrasi satu sama lain. Berikut pemaparan singkat yang sesuai penerapannya di lapangan.
1.      Pengembangan Kebun Plasma
Sebagai konsekuensi penugasan dari pemerintah kepada BUMN Perkebunan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar sesuai sumberdaya yang tersedia, maka pembangunan Kebun Plasma merupakan tugas mulia yang mengandung konsekuensi finansial dan sosial yang tidak ringan. Keberhasilan pengembangan industri gula dapat dilihat dari semakin baiknya kinerja PG dan semakin sejahteranya para petani tebu. PG dan petani tebu merupakan pihak yang berkaitan dan berkepentingan langsung terhadap maju dan berkembangnya industri gula.
2.      Program Membangun Desa
Beberapa kegiatan PKBL dilakukan di daerah wilayah kerja PG termasuk kegiatan membangun desa. Contoh yang patut mendapatkan apresiasi adalah yang telah dilakukan PTPN X yang membangun Desa Banyaan Kediri. Di daerah tersebut geliat pertumbuhan ekonomi tampak ketika kebutuhan akan air bersih terpenuhi, sehingga masyarakat mulai mengembangkan ternak sapi, kambing dan ayam. Ada banyak cara lain yang dapat diambil oleh BUMN lain, misalnya dengan perbaikan infrastruktur jalan, pendampingan lembaga kemasyarakatan, pelatihan, kegiatan bersama, serta bantuan permodalan.
3.      Bisnis Kepariwisataan
Salah satu peranan ekonomi yang menjanjikan adalah dengan pengembangan bentuk industri yang berbasis wisata. Sektor yang selalu digandrungi oleh masyarakat luas, serta memberikan keuntungan lebih bagi penduduk sekitar. Dalam hal ini PG yang memiliki kawasan agribisnis, berpeluang untuk menciptakan agrowisata bernuansa khas yang dapat dipadukan dengan kuatnya sisi sejarah yang ada serta potensi masyarakat.
Untuk itu pelatihan bisnis pariwisata bagi masyarakat sangatlah diperlukan. Materi-materi kepariwisataan antara lain berupa ticketing, guiding hingga tour planning. Sehingga pengemasan wisata nantinya dapat berjalan sesuai harapan. Kabar yang menyebutkan bahwa PG Toelangan Sidoarjo akan dijadikan sebagai salah satu wisata sejarah bagi PTPN X layak disambut baik. Selain memiliki pesona wisata sejarah, PG tersebut ditunjang wisata lain yang sudah terbentuk dan lokasinya tidak jauh dari PG Toelangan, antara lain Batik Kenongo, Klepon Bulan, Industri Tas dan Koper Tanggulangin serta Candi Pare. 
4.      Unit Bisnis UKM (Usaha Kecil Menengah) yang Terintegrasi
Terciptanya kawasan industri bagi masyarakat perkebunan tentu memerlukan usaha terkait yang menggerakkan roda ekonomi sekitar. BUMN Perkebunan perlu mendorong terbentuknya unit bisnis UKM (Usaha Kecil Menengah) bagi masyarakat, khususnya yang dapat terintegrasi. Untuk mendorong lahirnya pengusaha-pengusaha baru di lingkungan PG, yaitu melalui pemberian pelatihan kepada masyarakat yang ada disekitar. Pelatihan keterampilan misalnya dapat berupa olahan makanan dan minuman, produk kerajinan, gulung dynamo, bengkel sepeda motor, listrik dan kepariwisataan.
Materi pelatihan lainnya tentang pengenalan dan menggunakan alat-alat mekanisasi yang dibutuhkan petani dalam proses menanam tebu. Juga misalnya materi pembibitan dengan metode budchips. Dengan memahami aplikasi budchips, diharapkan petani bisa memenuhi kebutuhan bibit sendiri. Apabila lebih, bibit itu bisa dijual. Inilah salah satu bentuk bisnis tebu. Kemudian juga tidak hanya memberikan pelatihan saja, akan tetapi dengan memberikan pinjaman lunak bagi masyarakat yang ingin memulai usaha.
5.      Membangun Kelembagaan Petani
Secara substansial, upaya kelembagaan tersebut pada dasarnya dapat dipandang sebagai langkah menuju rekonstruksi ulang dalam penguasaan dan akses sumberdaya produktif di bidang pertanian, terutama berkaitan dengan pengembangan agribisnis. Pengembangan agribisnis dengan agro-industri perdesaan perlu didukung kelembagaan yang sesuai, mengingat karakteristiknya yang sangat beragam. Namun pada dasarnya adalah bagaimana menguatkan struktural dan kesiapan masyarakat.  Kelembagaan yang ada di pedesaan sangat menentukan keberhasilan suatu pembangunan agribisnis serta mampu menumbuhkan perekonomian daerah.
6.      Rumah Sakit
Kebijakan PTPN X untuk menjadikan rumah sakit sebagai anak perusahaan adalah suatu gebrakan yang patut dijadikan contoh bagi PTPN lainnya di Indonesia karena pengaruh pembentukan anak perusahaan sangat besar bagi korporat induk, antara lain peningkatan kinerja, pengembangan usaha, dan profit margin perusahaan pun juga akan melonjak. Rumah sakit akan menjadi sebuah bisnis yang sangat menjanjikan ke depan karena bentuk jasa atau pelayanan yang pasti tidak akan habis ditelan zaman.
7.      Program Peduli Lingkungan
Kegiatan ini utamanya dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan khususnya keseimbangan ekosistem. Contohnya ialah dengan melakukan tebar benih ikan ke sungai, penanaman sejuta pohon, kegiatan bersih-bersih sungai, dan aneka kegiatan lainnya. Program semacam ini patut digelar tidak lain merupakan upaya untuk peningkatan kualitas lingkungan hidup yang ada saat ini. Diharapkan bagi pelaku agribisnis yang bertanggung jawab membina lingkungan juga agar memperhatikan segi kontinuitas program.

D.    STRATEGI PENDEKATAN KLASTER KAWASAN AGRIBISNIS
Pendekatan klaster yang mempunyai ciri pusat pertumbuhan industri sejenis merupakan modal untuk membangun pelaku bisnis kecil di kawasan atau sentra produksi. Prinsip yang akan dikembangkan adalah menciptakan dinamika klaster dengan memainkan instrumen dukungan finansial dan non-finansial. Dukungan non-finansial sangat penting, karena itu setiap sentra seharusnya tersedia layanan pengembangan bisnis bagi pekebun, pengolah dan pelaku usaha kegiatan terkait. Layanan pengembangan bisnis meliputi konsultasi manajemen, pengembangan teknologi dan jaringan pasar, serta pelatihan.
Menjaga dinamika klaster agar tumbuh menjadi pusat pertumbuhan yang melahirkan industri terkait baik hulu maupun di hilir atau pendukung maupun outlet. Kapasitas PG yang mengalami kelebihan pasokan bahan baku dapat dikembangkan pengolahan tebu skala kecil yang menjadi pengolahan antara bagi pabrik gula atau industri pengguna langsung lainnya. Dalam hal ini juga perlu dijajaki kemungkinan pengembangan industri pemurnian gula cair sebagai produk potensial bagi pasar gula di sektor industri makanan dan minuman serta hotel dan restoran.
Pengembangan agribisnis tebu rakyat harus menekankan pada orientasi misi untuk memanfaatkan peluang lebar dari pengembangan produk dari tebu. Pendekatan klaster agrobisnis dapat diperkenalkan dan mengkaitkan sumber dana dari berbagai lembaga permodalan adalah strategi tepat untuk membuat agrobisnis tebu rakyat secara komersial yang layak. Strategi pendekatan yang harus dikembangkan secara optimal:
  • Meningkatkan kesejahteraan karyawan, menciptakan lingkungan kerja yang sehat
  • Membangun sinergi dengan mitra usaha strategis dan masyarakat lingkungan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama
  • Memberdayakan seluruh sumber daya perusahaan dan potensi lingkungan guna mendukung pembangunan ekonomi nasional melalui penciptaan lapangan kerja
  • Melaksanakan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar
  • Melakukan investasi energi terbarukan, pengembangan investasi sosial untuk mengatasi konflik, Investasi R&D, Investasi HRD, dan Investasi corporate brand promotion
  • Merangkul masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setempat untuk menggali potensi yang terdapat di daerah tersebut
  • Meningkatkan peran PKBL, khususnya dalam menyalurkan anggaran dalam rangka percepatan pertumbuhan perekonomian
  • Memperkuat program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dijalankan

E.     KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan ini antara lain:
  1. BUMN Perkebunan memiliki tanggung jawab untuk dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar sesuai sumberdaya yang tersedia.
  2. Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (KIMBUN) tebu di daerah merupakan nilai tambah dan multiflier effect terhadap berkembangnya sektor ekonomi daerah.
  3. Model pengembangan kawasan agribisnis terpadu antara lain kebun plasma, bangun desa, pariwisata, UKM, kelembagaan petani, rumah sakit, dan peduli lingkungan.
  4. Pendekatan klaster agrobisnis dapat diperkenalkan dan sumber dana permodalan adalah strategi tepat membuat agrobisnis tebu rakyat secara komersial yang layak.

REFERENSI
Balitbangtan. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Tebu. Edisi Ke Dua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. 2007
Lubis, Fadli Akbar. 2012. Artikel : Agribisnis Membangun Pertanian dan Ekonomi. http://www.analisadaily.com/. Diakses 10 Januari 2013
Kemenperin. 2012. Dorong Perekonomian Daerah. http://www.kemenperin.go.id/. Diakses 11 Januari 2013
Kemenperin. 2012. Peran Sektor Industri dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional. http://www.kemenperin.go.id/. Diakses 11 Januari 2013
Okezone. 2012. http://www.okezone.com/
PTPN X. 2012. http://www.ptpn10.com/

0 comments:

Post a Comment